Apa yang harus aku tulis sekarang? Sementara debar jantungku berantakan, nafas agak sesak, mata mulai ngantuk. Suasana mendukung untuk tidur. Ditambah gerimis yang diawali oleh petir dan gemuruh suara alam. Mungkin aku akan kembali pada aku, entah menjadi lebih baik ataukah bertambah buruk.
Masih tampak jelas aku di sini. Memegang ballpoin, menghadap buku, dalam keadaan bingung, kosong bengong. Ingat-ingat Sela Kusuma. Si cantik Wahyu yang tidak mungkin dekat. Si manis Kusuma yang selalu aku merasa salah padanya. Dan si anggun Wardani yang tidak akan memaafkan aku. Aku menyesali kebodohanku.
*Non, aku sudah tau apa yang dikatakan Deny kemarin!
#Jadi kamu minta jawabnnya sekarang?
*Oh, nggak-nggak!
*Mas, Non! mau ngasih jawaban tuch!
#Di tolak ya?
*Mau diterima ko, itu anaknya!
*Mas cepat ya... Kamu ngomong! Non! mau njawab tuch!
#Ngomong apa sich?
*Ya... aku suka kamu atau apa?
#Ah, besok saja lah ya. Aku mau rapat Dewan Penggalang nich!
*Non, aku suka kamu. Bagaimana dengan kamu?
#Bagaimana gimana?
*Ya sudahlah, kita berteman saja. Mungkin kita tidak akan pernah bersatu kalau bercinta, karena persahabatanlah yang akan menyatukan kita.
*Apa maksudnya aku cinta kau dan dia, mas?
#Oh, tidak! Aku ya aku. Kamu adalah kamu dan dia juga kamu. Lalu bagaimana dengan keadaan kamu?
*Aku tidak ingin pacaran dulu mas, aku ingin sekolah yang tinggi dulu.
*Non, apa kamu sudah jadian sama dia?
#Memangnya kenapa?!
*Ya... ingin tau saja.
#Kalau dibilang sudah jadian... Belum!!
*Kalau dibilang belum jadian?
#Ah, sudah lah!!!
*Yu, sebenarnya aku ingin nyelesein masalah sama kamu!
#Sudah lah! Lupakan saja aku!!
*Kamu ingin kan, masalah kita cepet selesei? Aku tidak ingin kamu ngindari aku yang mau minta maaf. Aku juga tidak ingin kamu melupakan aku. Aku harap kamu tetap menjadi sahabatku. Aku tidak ingin kamu melupakan kita. Aku minta maaf.
#Sudah!!!
*Kenapa kamu tidak mbalas suratku?
#Orang kamu tidak nanya apa-apa!
*Owh... Setidaknya aku tau bagaimana kabar kamu!
#Ya sudah, besok aku balas.
*Tidak perlu!
Dulu kita sama-sama suka. Kita sama juga merasakan patah hati. Tapi aku tidak bisa membenci kamu yang membenci aku. Selamanya aku suka kamu, Yu!
Catatan lama, sebagai dasar mengapa cerita cinta ini ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar